Follow Me as I Follow Christ

”Aku bukan siapa-siapa.”
”Aku gak punya apa-apa.”
”Apalah aku remah-remah rengginang.”

Mungkin insecurities manusia yang seperti ini yang membuat Tuhan ketika datang menjadi manusia, memilih untuk datang dari keluarga yang sangat sederhana bahkan bisa dikatakan miskin, tumbuh dikenal jadi anak tukang kayu bukan anak saudagar, menghadapi kerasnya hidup sebab ditinggal mati oleh ayah dunianya (Yusuf) di usia muda, ditolak dan dikhianati. Namun Yesus menjadi Seorang yang kehidupannya paling berpengaruh di sepanjang zaman.

IA-lah Sang Inspirator, supaya jika kita terlahir bukan anak sultan, punya segala keadaan yang terbatas, kita tetap tidak berkecil hati. Sebab Tuhan punya mandat yang besar atas kita. IA berkata, kamulah garam dan terang dunia.Menjadi pemimpin adalah panggilan setiap kita.

Kita menyadarinya dari perintah Tuhan yang pertama kepada manusia; IA ingin kita dapat menguasai (arti: mengelola) bumi dan segala isinya (Kejadian 1:28). Garis bawahi; Menguasai bukan dikuasai. Sedangkan manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, ia adalah produk dari apa saja atau lebih tepatnya siapa yang memengaruhinya selama ini.

Seorang anak tumbuh dalam pengaruh orangtuanya. Sedikit catatan untuk orangtua; tugas kita sangatlah tidak mudah, kita harus membawa pengaruh dan teladan yang patut bagi anak-anak. Semakin besar anak itu, makin besar pula lingkungan yang akan memengaruhinya. Bahkan di dunia sosial media yang berkembang saat ini, influencer hingga pendeta mana yang ia ikuti, akan sedikit banyak memengaruhi kehidupan jasmani dan rohaninya. Maka, jangan asal menjadi follower of someone. Make sure we’re a follower of Jesus.

Seorang pemimpin (pemberi pengaruh) yang baik, selalu didahului dari menjadi pengikut (diberi pengaruh) yang baik. Hingga seperti Paulus yang menjadi pengikut Kristus, dapat berkata kepada jemaat di Filipi :

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.“
‭‭(Filipi‬ ‭4‬:‭8‬-‭9‬)

Sudahkah kita memimpin diri untuk selekat mungkin ke hatinya Yesus, dan sedekat mungkin dengan karakterNya, agar memberi dampak bagi orang lain dalam hidup ini?

Jika ya, mari kita berkata, ”Follow me as i follow Christ.”

Previous
Previous

Faithful in Little Things

Next
Next

Servanthood